Senin, 21 Agustus 2017

definisi fraud



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Fraud dan Resiko Fraud
Fraud (kecurangan) merupakan suatu tindakan yang dilakuan secara sengaja untuk tujuan pribadi atau kelompok, dimana tindakan yang di sengaja tersebut telah menyebabkan kerugian bagi pihak tertentu atau instansi tertentu. Dalam kata fraud itu sendiri dapat diartikan dengan baerbagai makna  yang terkandung di dalamnya seperti:
1.      Kecurangan
2.      Kebohongan
3.      Penipuan
4.      Kejahatan
5.      Penggelapan barang-barang
6.      Manipulasi data-data
7.      Rekayasa informasi
8.      Mengubah opini dengan pemutarbalikan fakta yang aa
9.      Menghilangkan barang bukti secara sengaja

Untuk mengetahui lebih dalam tentang fraud ada beberapa pendapat para ahli yang telah mendefinisikan tentang fraud ini.
1.      Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, bahwa:
“fraud (kecurangan ) merupakan tindakan yang di sengaja oleh perorangan atau kesatuan untuk menipu orang lain yang menyebabkan kerugian. Khususnya terjadi misrepresentation (penyajian yang keliru) untuk merusak, atau dengan maksud menahan data bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan keputusan yang terdahulu.”
2.      Menurut Black’s Law Dictionary
“Kecurangan adalah isitilah umum, mencakup berbagai ragam alat seseorang individual, untuk memperoleh manfaat terhadap pihak lain dengan penyajian yang palsu. Tidak ada aturan yang tetap dan tampak kecuali dapat ditetapkan sebagai dalil umum dalam mendefinisikan kecurangan karena kecurangan mencakup kekagetan, akal (muslihat), kelicikan dan cara-cara yang tidak layak/ wajar untuk menipu orang lain. Batasan satu-satunya mendefinisikan kecurangan adalah apa yang membatasi kebangsaan manusia.”

Dapat kita tarik kesimpulan dari pendapat para ahli di atas bahwa fraud (kecurangan) merupakan sesuatu yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang teraplikasi dalam bentuk perilakunya untuk melakukan suatu tindakan yang menyalahi aturan.
     
Resiko fraud adalah resiko yang di alami oleh suatu perusahaan atau institusi karena factor terjadnya tindakan fraud atau kecurangan yang di sengaja, baik kerugian yang bersifat materi maupun non materi, diman akerugian materi diukur dai segi finansial dengan mengac pada mata uang yang dipakai  (rupiah, dollar, ringgit, yen, euro, dan sebagainya) dan kerugian non material menyangkut dengan kerugian yang bersifat non keuangan seperti menurunnya kepercayaan public pada perusahaan.

2.2 Bentuk- Bentuk Fraud
Kecurangan pada prinsipnya mempunyai banyak sekali bentuknya. Perkembangan fraud adalah sejalan dengan semakin banyaknya aktivitas kehidupan. Bahwa tindakan fraud telah memasuki berbagai sector baik private sector maupun dalam ruang lingkup aktivitas pemerintah. Utu mencagah timbulnya kecurangan maka jalan yang terbaik adalah dengan memahami apa dan bagaimana saja bentuk-bentuk kecurangan itu.

Sukrisno Agoes mengatakan bahwa kekeliruan dan kecurangan bias terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu:

1.      Intentional error
Kekeliruan bias disengja dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiir dalam bentuk window dressing (merekayasa laporan keuanagan supaya lebih terlihat lebih baik agar lebih mudah mendapat kredit dari bank) dan check kiting ( saldo rekening bank ditampilkan lebih besar sehingga rasio lancer terlihat lebh baik).
2.      Unintentional error
Kecurangan yang terjadi secara tidak sengaja (kesalahan manusiawi), misalnya salah menjumlah atau penerspsn standar akuntansi yang salah karena ketidaktahuan.
3.      Collusion
Kecurangan yang di lakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara bekerja sama dengan tujuan untuk menugntungkan orang – orang tersebut, biasanya merugikan perusahaan atau pihak ke tiga. Misalnya, di suatu perusahaan terjadi kolusi antara bagian pembelian, bagian gudang, bagian keungan, dan pemasok dalam pembelian bahan atau barang. Kolusi merupakan bentuk kecurangan yang sulit dideteksi, walaupun pengendalian nitern perusahaan cukup baik. Salah sat cara pencegahan yang banyak digunakan adalah dilarangnya pegawai yang mempunyai hubungan keluarga (suami istri, adik-kakak) untuk bekerja di perusahaan yang sama.
4.      Intentional misrepresentation
Member saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu salah, oleh seseorang yang mengetahui bhwa hal itu salah.
5.      Negligent misrepresentation
Pernyataan bahwa hal itu salah oleh seeorang yang tidak mempuyai dasar yang kuat untuk menyatakan bahwa hal itu betul.
6.      False promises
Sesuatu janji yang di berikan tanpa keinginan untuk memenuhi janji tersebut.
7.      Employee fraud
Kecurangan yang di lakukan pegawai untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy yang memainkan bon pembelian makanan sampai pegawai yang memasukkan pengeluaran pribadi untuk keluarganya sebagai biaya perusahaan.
8.      Management fraud
Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga merugikan pihak lain, termasuk pemerintah. Misalnya manipulasi pajak, manipulasi kredit bank, kontrak yang menggunakan cost plus fee.
9.      Organized crime
Kejahatan yang terorganisasi, misalnya pemalsuan kartu kredit, pengiriman barang melebihi atau kurang dari yang seharusnya dimana si pelaksana akan mendapat 10%.
10.  Computer crime
Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi computer , sehingga si pelaku bias menstransfer dana dari rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
11.  White collar crime
Kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi (kalangan atas), misalnya mafia tanah, paksaan secara halus untuk merger , dan lain-lain.

Bagi seorang auditor dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepadanya maka tentunya ia akan mengikuti beberapa prosedur dan langkah-langkah yang dapat membuat kerjanya itu berlangsung secara sistematis. Lebih jauh arens & Loebbecke menambahkan bahwa auditing seharusnya dilkukan oleh seorang yang independent dan kompeten.
Adapun pengertian independent adalah dimana orang yang bersangkutan dalam audit dan bebas dari pengaruh pribadi dan bertanggungjawab atas kegiatan objek yang di audit sehingga dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, sehingga hasl audit dapat dipercaya objectivitasnya.

2.3 Sebab-sebab Suatu Fraud Bisa Terjadi
      Dari berbagai kasus yang terjadi dan hasil pengalaman yang banyak dari para auditor member banyak sekali kesimpulan yang dapat diberikan. Bahwa tindakan sebab musabab timbulnya fraud dapat disebabkan oleh banyak hal terutama dari indiviu itu sendiri seperti factor ketidakkestabilan emosional atau kurangnya kemampuan control yang mendalan dari pihak yang bersangkutan. Maka efek itu bisa menimbulkan banyak hal seperti munculnya sikap suka foya-foya dengan sering berbelanja barang-barang mewah, sering ke diskotik, berjudi, terlibat narkoba, dan factor tidak nyaman berada dalam keluarga seperti merasa tertekan.
      Dalam konsep keilmuan digariskan bahwa sebuah tindak kejahatan dalam skala yang kecil perlahan akan menjadi besar pada saat orang mulai melihat itu sebagai bagian pencarian nilai tambah yang wajar dan itu terjadi tanpa ada bisa mengungkapkankannya. Prbuatan kecurangan itu akan terus berlangsung dengan aman keculi ada control dan tindakan tegas dari pimpinan. Maka dari itu bentuk kecurangan atau tanda-tanda timbulnya fraud akan dapat di minimalisasi dimana diberikan bentuk-bentuk penjelasan secara komprehensif kepada para karyawan tentang bagaimana pentingnya penerapan system pengendalian intern guna menemukan atau menghindari timbulnya kecurangan-kecurangan.
Fraud pada umumnya terjadi karena sejumlah alasan yang umumnya disebut sebagai the fraud triangle. Ketiga alasan itu adalah sebagai berikut:
1.      Tekanan
2.      Adanya peluang
3.      Adanya rasionalisasi.
Tanda-tanda fraud yang dilakukan oleh pihak manajemen secara umum:
1.      Memberikan informasi yang salah dengan menutupi informasi yang sebenernya, dilakukan dengan tujuan –tujuan tertentu. Informasi tersebut bisa ditujukan kepada pihak komisaris dan juga public.
2.      Telah terjadi keterlambatan atau menyalahi perjanjian dalam kesepakatan dengan pihak ketiga (mitra bisnis) dalam urusan bisnis atau sejenisnya, yang mana sifatnya itu perlu dicurigai, atau dwaspadai karena memungkinkan timbulnya kerugian bagi perusahaan.
3.      Dalam melakukan kinerja operasi telah memungkinkan tanda-tanda yang berbeda atau telah terdapat sisi kelainan dari yang biasanya.
4.      Telah mengubah bentuk struktur organisasi yang ada dengan bentuk lain yang baru dan dengan alasan-alasan tertentu, seperti karena kepentingan perusahaan.
5.      Sering dalam rapat memberikan usulan-usulan yang mengarah maksud-maksud tertentu, atau memberikan pendapat yang mengubah opini audience(pihak yang mengikuti rapat)

Contoh kasus
Pada perusahaan Xerox Corporation dengan kasus manipulasi pembukuan atas pendapatan perusahaan sebesar AS$6 milliar. Jumlah tersebut tidak sama dengan taksiran Securities and Exchange Commission (SEC) seperti yang terbaca dalam settlement dengan perusahaan itu pada bulan April. Saat itu nilainya dari tahun 1997 sampai 2000, menurut pengawas pasar modal AS, Diperkirakan sebesar AS$3 milliar.`  
2.4 Fraud pada Bagian Marketing
      Untuk bagian marketing tindakan fraud bisa terjadi dalam beberapa bentuk  yang secara umum sepertinmengubah biaya advertizing dengan harga yang berbeda dari yang berlaku umum dengan alasan-alasan tertentu, membuat event atau ajang promosi dengan mengundang selebriti secara berlebihan sehimgga terkesan lebih pada keinginan mempopularitaskan diri dari manajer marketing tersebut bukan pada usaha untuk menaikkan angka penjualan produk. Dalam konteks ini bisa saja si manajer maketing ingin pindah pada perusahaan lain dan ia menginginkan media masa khususnya pihak infotainment befokus khusus pada dirinya . atau kadang kala bagian marketin mengatakan bahwa penurunan penjualan menurutnya bukan karena kesalahan pada bagian marketing, tetapi pada bagian produksi yang tidak mempunyai standar produk terhadap hasil produksinya. Pada bagian ini biasanya pihak manajer pemasaran mulai mencari-cari kelemahan atau membandingkan hasil produk yang dimiliki dengan produk dari perusahaan lain.

Contoh fraud pada bagian maketing:
Menaikkan harga secaa berlebihan dari produsen ke distributor tanpa sepengetahuan pihak manajemen perusahaan. Contohnya harga sebuah barang dari produsen Rp.9.300,00 dinaikkan menjadi Rp. 9.500,00

2.5 Fraud pada Bagian Produksi
      Pada bagian produksi fraud itu bisa terjadi dalam berbagai hal seperti menurunkan tingkat ketelitian pada standar produk yang seharusnya. Memproduksi dalam jumlah yang berlebih namun elaporkan dalam jumlah yang tidak sebenarnya, dan kelebihan produksi itu dia simpan dan pasarkan secara bawah tangan atau sembunyi-sembunyi. Tindakan lainnya seperti melporkan kerusakan mesin pabrik dalam bentuk habisnya umur ekonomis onderdil atau mesin dan harus diganti dengan yang baru. Usulan ini bisa saja terjadi karena factor sudah adanya deal (kesepakatan) dengan pihak rekanan bisnis dan ada sejumlah fee ataupun bonus yang akan ia te
rima nantinya.

Contoh fraud pada bidang produksi:
      Tindakan mencetak ualang buku-buku yang sudah berakhir batas perjnjiannya tanpa seijin dengan pengarang  (sebagai pemegang hak cipta) atau bahkan mencetak buku melebihi batas ketentuan yang di persyaratkan oleh pengarang, seperti perjanjian cetak 4.000 ekslembar namun dicetak5.000 ekslembar. Dan hasil keuntungan di ambil oleh penerbit.

2.6 Fraud pada Bagian Keuangan dan Tugas Auditor
      Pada \bagian keuangan sudah jelas jika fraud (kecurangan) itu berkaitan dengan perubahan angka-angka pada laporan keuangan (financial statement). Dimana angka-angka tersebut tidak di sajikan sewajarnya tapi sudah diubah-ubah dan sering terjadi karena adanya pressure (tekanan) dari pihak manajemen, sehingga informasi yang diperoleh public bukan lagi informasi dengan data yang sebenernya namun sudah penuh dengan rekayasa.
      Dalam berbagai tindakan yang sifatnya fraud seperti itu , maka sudah menjadi  kewajiban seorang auditor untuk melaporkan keadaan yang sebenernya kepada pihak yang  berkepentingan. Namun mewujudkan tersampainya sebuah informasi yang akurat dan detail bukan suatu urusan yang mudah,karena sisi independensi dari seorang auditor akan di uji.
      Tujuan utama pemeriksaan akuntan (audit) adalah untuk menentukan apakah financial statement (laporan keuangan) menyajikan secara wajar atau tidak keadaan kuangan dan hasil  usaha suatu company (perusahaan). Penyajian suatu financial statement secaa wajar merupakan suatu keharusan bagi seorang akuntan, namun tentu penyajian financial statement tersebut harus sesuai dengan kaidah atau prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, maka untuk mewujudkan keadaan seperti itu segala sesuatu yang menyangkut informasi keuangan yang dibutuhkan harus di sajikan dengan jelas dan baik atau dengan kata lain cemat atau teliti, seperti  menyangkut pemerikasaan transaksi dan saldo substansi agar tidak terjadi atau terbentuk suatu informasi yang keliru.

      Pada dasarnya auditing atau pemeriksaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria atau ketentuan yang ditetapkan.



Prosedur untuk mengoreksi kesalahan:

No
Kesalahan
Prosedur Koreksi
1
Ayat jurnal yang tidak benar tetapi di posting.
Coret kesalan tersebut dan cantumkan judul atau jumlah yang benar.
2
Ayat jurnal sudah benar tetapi diposting secara keliru.
Coret kesalahan tersebut dan lakukan postingan yang benar
3
Ayat jurnal tidak benar dan sudah di posting.
Buat dan posting jurnal koreksi.

 Menurut Arrens, pada umumnya audit dapat di golongkan menjadi 3 bagian yaitu:
a)   Audit operasional,
b)   Audit kesesuaian,
c)   Audit laporan keuangan.

Pihak yang paling membutuhkan  laporan keuangan adalah investor. Karena investor menjadikan laporan keuangan sebagai bagian yang bisa memberinya suatu masukan dalam mendorong keputusannya. Namun, diperolehnya laporan keuangan yang dapat memberikan suatu masukan yang benar-benar membantu banyak pihak investor adalah suatu yang sulit.hal ini dikarenakan karena banyak dilakukannya manipulasi laporan keuangan sebagian sebagai bagian dari upaya untuk memberikan informasi kinerja yang lebh baik agar pasar atau public member respon yang positif. Kebijakan perusahaan dengan menambah angka kreditnya jelas akan memberikan pengaruh pada kinerja yang dimiliki semakin tinggi tingkat kredit atau financial leverage perusahaan maka akan dekat kepada kegagalan perusahaan dalam membayar cicilan utangnya yang akan berdampak lebih jauh pada timbulnya wanprestasi dar si debitur. Karena secara konsep pada saat angka pinjaman (debt) lebih besar dan kepemilikan  modal maka risiko yang diterima perusahaan akan semakin besar.

Contoh fraud di bidang keuangan
Melaporkan kepada pihak kreditur bahwa beberapa proyek yang dikerjakan sedang mengalami masalah yang serius dan tidak dapat dihindari seperti bencana banjir, logso, diserang hama dan lainnya dengan tujuan agar mendapat keringanan atau bahkan dihapusbukukan atas segala kewajibannya.
Adapun tujuan pihak manajemen melakukan fraud di bidang keuangan antara lain sebagai berikut:
a.       Melakukan rekayasa menaikkan laba bersih yang di laporkan, dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
b.      Bahwa pihak perusahaan atau debitur ingin menyampaikan informasi kepada pihak eksternal (khususnya kreditor) bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik, yang terhindar dari pelanggaran perjanjian utang (debt kontrack). Dan lebih jauh jika ingin mengajukan pinjaman tambahan ke perbankan lebih cepat di setujui dengan alasan kinerja yang baik tersebut.
c.       Pihak manajemen perusahaan melaporkan bahwa penjualan dan perolehan keuntungan perusahaan mengalami penurunan, dengan tujuan agar pembayaran pajak menjadi kecil.
d.      Pencatatan suatu laporan keuangan dengan menjelaskan bahwa perolehan keuntungan perusahaan mengalami penurunan dan berada dalam jumlah yang kecil juga ditujukan kepada public (masyarakat), seperti yang mengajukan permohonan proposal untuk memperoleh bantuan dna dalam acara-acara pada even-even tertentu seperti HUT  kemerdekaan 17 Agustus, tahun baru, bantuan untuk panti asuhan, bantuan untuk sunatan masal, gotong royong, karang taruna dll.

Kesalahan-kesalahan yang menyebabkan ketaksamaan neraca saldo:
1.      Kesalahan penyiapan neraca saldo
·         Kesalahan penjumlahan kolom
·         Kesalahan dalam mencatat angka-angka ke neraca saldo
·         Saldo di masukkan ke kolom yang salah atau lupa dicatat
2.      Kesalahan saldo akun
·         Kesalahan menghitung saldo
·         Saldo di masukkan ke kolom akun yang salah
3.      Kesalahan posting
·         Jumlah yang dimasukkan ke suatu akun salah
·         Debit dipostingsebagai kredit atau sebaliknya
·         Posting debit atau kredit diabaikan

Dalam pasar modal (capital market) yang terjadi adalah walaupun investor mempunyai informasi (informasi assimetry) tetap terjadi dalam penawaran. Kebijakan perusahaan melakukan manipulasi terhadap kinerja terutama menjelang  Season Equity Offering (SEO) merupakan penjelasan yang logi mengapa perusahaan tidak mampu mempertahankan kinerjanya.

Manajemen melakukan manipulasi menggunakan discretionary accrual, yaitu kebijakan akuntansi yang memberikan keleluasan kepada manajemen untuk menentukan jumlah transaksi akrual secara fleksibel. Manpulasi yang dikenal dengan istilah earnings management (manajemen laba) ini merupakan refleksi sikap oportunistik manajemen untuk  memperoleh keu tungan bagi dirinya sendiri.

Terjadinya manipulasi data ini kemungkinan besar disebabkan adanya gap informasi yang ada di antara manajemen dan investor di pasar merupakan salah satu motivasi manajer melakukan maniplasi terhadap kinerja dengan menaikkan labanya (income increasing). Ini menunjukkan sebuah sikap oportunistik yang dinilai secara ekstrim sebagai sikap curang (fraud) manajemen yang di implikasikan dalam laporan keuangannya pada saat penawaran saham ambahannya tersebut. Sehingga pada saat investor menangkap sinyal informasi tersebut ia akan melakukan reaksi negative yang menyebabkan turunya harga saham di pasar, yang mengindikasikan ketidakmampuan manajemen perusahaan untuk melanjutkan manipulasi tersebut.

Karena itu, bagi seorang investor jangan mendasari pengambilan suatu keputusan hanya dari prospectus saja.propektus lebih merupakan gambaran perusahaan tetapi tidak menggambarkan aktivitas perusahaan setiap waktunya. Padahal investor sangat menginginkan mendapatkan informasi yang bisa memberikan masukan maksimal dalam proses pengambilan keputusan, karena jika informasi tersebut tidak mengandung keakuratan dan kejelasan maka bisa memungkinkan informasi tersebut akan menyesatkan investor nantinya.
Factor lain yang sangat memungkinan suatu perusahaan melakukan manipulasi dalam data laporan keuangannya adalah:
·         Pertama, kemampuan perusahaan menghasilkan laba tidak memadai atau lebih rendah disbanding dengan perusahaan lain yang sejenis.
·         Kedua, tingkat perubahan rata-rata industry sejenis terlalu cepat.
·         Ketiga, tuntutan ganti rugi dan keluhan dari mitra kerja dan pelanggan meningkat.
·         Keempat, government policy yang dapat mempengaruhi laba atau stabilitas keungan perusahaan.
·         Kelima, kerentanan hasil usaha perusahaan terhadap factor-faktor ekonomi, isalnya inflasi, tingkat bunga pinjaman, pengangguran dan lain-lain.

Sebenernya ada sebuah letak perbedaan antara manajer dan pemegang saham. Mereka memiliki resiko yang berbeda. Para manajer memiliki investasi sumber daya manusia yang tidak terdiversifikasi dalam perusahaan yang di kelolanya. Kepemilikan kekayaan (keuangan mereka yang digabungkan dengan opsi saham dan rencana partisipasi ekuitas lain menghasilkan beberapa titik temu dalam preferensi risiko dengan pemegang saham. Dengan begitu terlihat bahwa manajer cenderung untuk menghindari risiko terutama manajer bawahan, namun ini berbeda dengan pemegang saham yang cenderung lebih menyukai resiko.
Sehingga dengan sika manajer dalam memberikan data laporan keuangannya kadang kala melakukan  manipulasi itu lebih karena kecenderungan mereka untuk menghindari risiko yang ada dan menutupinya dengan data manipulasi tersebut. Suatu perbuatan fraud juga dapat dilihat secara teknikal walaupun kondisi ssecara analisis teknikal ini tidak bisa seratus persen dijadikan acuan untuk mengetahui akan kondisi faud telah terjadi, namun sebagai salah satu bahan masukan dengan beberapa alasan yang dikemukakan mungkin kiranya dapat dijadikan sebaga bahan pertimbangan.



2.7  Fraud pada Bagian Sumber Daya Manusia
      Tindakan fraud pada bagian sumber daya manusia sering juga terjadi, namun kadang kala itu terjadi karena melibatkan orang dalam sebagai orang yang telah mengetahui kondisi di lapangan. Kejadian lain juga bisa terjadi karena adanya tekanan oleh pihak dari luar perusahaan.

Contoh fraud paada bagian sumber daya manusia
Membuat gelar kesarjanaan palsu atau fiktif, padahal yang bersangkutan tidak kuliah disana. Sehingga pengaruhnya yang bersangkutan memperoleh pekerjaan dan mendapatkan kedudukan yang layak.

2.8  Bentuk Fraud pada Earnings Management
      Earnings management (manajemen laba) adalah suatu tindakan yang mengatur laba sesuai dengan yang di kehendaki oleh pihak tertentu atau terutama oleh manajemen perusahaan (company management). Tindakan earnings management sebenernya di dasarkan oleh berbagai tujuan dan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya.
Tindakan melakukan earnings management bersifat mengambil keuntungan jangka pendek, tanpa menunggu proses yang sewajarnya. Dorongan tidakan pihak manajemen melakukannya karena ingin memperlihatkan kepada pihak pemegang saham terhadap prestasi kinerja perusahaan yang semakin lama semakin baik, dan lebih jauh pihak manajemen perusahan memungkinkan untuk dipertahankan karena prestasinya yang menonjol tersebut. Namun sebenernya apa yang dilaporkan oleh pihak manajemen perusahaan merupakan suatu penipuan yang bersifat sangat tidak etis.
      Sebab suatu perusahaan melakukan earnings management:
1.      Standar Akuntansi Kuangan (SAK) memberikan fleksibilitas kepada manajemen untuk memilih prosedur dan metode akuntansi untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda, seperti mempergunakan metode LIFO dan FIFO dalam menetapkan harga pokok pesediaan, metode depresiasi aktiva tetap.
2.      Pihak manajemen perusahaan berkesempatan untuk merekayasa transaksi dengan cara menggeser pengukuran biaya dan pendapatan.
             
2.9  Bentuk Fraud pada Insider Traiding
Insider traiding merupakan informasi yang hanya dikuasai oleh sekelompok orang yang harusnya disebar tetapi ditahan oleh sekelompok orang tertentu. Tindakan menyimpan informasi dengan cara melakukan control infomasi dalam arti member atau open of information adalah dilakukan dalam batas-batas yang dikaji sejauh mana itu akan member dampak pada perusahaan khususnya pengaruhnya pada harga saham. Bebrapa pihak menyebutkan bahwa semain baik suatu perusahaan dapat dilihat pada tindakan perusahaan yang begitu care atau perhatian utuk menyampaikan berbagai informasi yang berhubungan dengan perusahaan kepada publik, atau dalam akuntansi biasa disebut disclosure.
            Sehingga disclosure dapat dipahami sebagai bentuk keterbukaan suatu perusahaan dalam melaporkan kebenaran kondisi keuangan (financial) dan non keuangan (non financial) yang dimilikinya secara terbuka terutama kepada pihak yang berkepentingan terhadap peruahaan seperti investor. Dengan tujuan agar informasi yang diterima adalah informasi yang menggambarkan tentang kondisi perusahaan yang seungguhnya bukan dalam bentuk rekayasa atau ada semacam tindakan melakukan earnings management (manajemen laba).

2.10          Bentuk Tindakan Investigasi Fraud dengan Pendekatan Interview
Untuk memperoleh data-data dan informasi yang akurat dan tepat, maka ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam interview:
1.      Gunakan cara interogasi yang halus dan sopan, hindari kekerasan dan intimidasi.
2.      Gunakan asas praduga tak bersalah terhadap tersangka.
3.      Kemukakan fakta, bukan opini.
4.      Tugaskan intervewer, satunmengajukan pertanyaan dan satu lagi mendengarkan,memperhatikan dan mencatat.
5.      Gunakan alat perekam
6.      Dengarkan jawaban tersangka dengan penuh kesabaran, lakukan interupsi hanya untuk memperjelas jawaban tersangka.
7.      Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau kalimat-kalimat untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian tersangka untuk menceritakan dengan kata-katanya sendiri kejadian yang sebenernya.
8.      Walaupun sulit (hanya bisa dilakukan oleh interogerator yang terlatih dan pengalaman) coba untuk mengetahui apakah tersangka berbohong atau bicara jujur.
9.      Jangan perbolehkan tersangka kembali ke ruang kerjanya, untuk menghindari lenyapnya bukti-bukti yang di perlukan.
10.  Perhatikan body language
11.  Jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat memancing emosi harga dirinya, karena jika itu terjadi maka pertanyaan yang diajukan tidak akan terjawab karena yang bersangkutan merasa harga dirinya diremehkan.
12.  Jelaskan padanya bahwa hasil interview ini akan membawa pengaruh pada kemajuan perusahaan, yaitu sesuai dengan yang dicita-citakan oleh banyak pihak tidak terkecuali bagi dirinya sendiri.
13.  Penjelasan secara tegas dan jelas bahwa secara agama manapun tindakan dan perbuatan fraud adalah idak dibenarkan dan dapat dikategorikan berdosa, sehingga yang bersangkutan perlu secepatnya mengakui prbuatan salah tersebut.

2.11          Beberapa Solusi untuk Mencegah Terjadinya Risiko Fraud
Resiko dan tindakan terjadinya fraud sangat berbahaya bagi suatu perusahaan jika ini terus dibiarkan. Maka ada beberapa saran untuk mencegah terjadinya kecurangan, yaitu:
1.      Tingkatkan pengendalian intern yang terdapat pada perusahaan
2.      Lakukan seleksi pegawai secara ketat, gunakan jasa psiolog dan hindari katebelece dalam penerimaan pegawai.

3.      Tingkatkan keandalan internal audit department, antara lain dengan:
§  Memberikan balas jasa yang menarik
§  Memberikan perhatian yang cukup besar terhadap laporan mereka.
§  Mengharuskan internal auditor melaksanakan continuing professional education.
4.      Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai, timbulkan “sense of belonging” di antara pegawai.
5.      Lakukan otation of duties dan wajibkan para pegawai untuk menggunakan hak cuti mereka.
6.      Lakukan pembinaan rohani
7.      Berikan sangsi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan berikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi.
8.      Tumbuhkan iklim keterbukaan di dalam perusahaan
9.      Manajemen harus memberikan contoh dengan bertindak jujur, adil, dan bersih
10.  Buat kebijakan tertulis mengenai fair dealing.

















BAB III
CONTOH KASUS

Manajemen PT. Mulia Berikat yang bergerak di bidang perkebunan memenangkan tender  penanaman 4.000 pohon penghijauan di sebuah pegunungan, dengan nilai tender proyek diperkirakan mencapai Rp. 2,4 miliar. Namun karena keterbatasan waktu dan tenaga yang ada maka pihak perusahaan PT. Mulia Berikat memberikan tender itu secara bawah tangan kepada perusahaaan PT. Makmur Gading dengan nilai angka proyek yang lebih rendah yaitu Rp 1,9 miliar.
Atas dasar itu maka PT. Makmur Gading dengan nilai nominal proyek yang disepakati senilai Rp 1.9 miliar melaksanakan pekrjaan yang selanjutnya menugaskan kepada karyawannya. Adapun tugas kepada karyawan sesuai dengan job description nya masing-masing, seperti mencari bibit pohon, pupuk pohon, air penyiram tanaman, peralatan tanaman, pemetaan, dan lain sebagainya. Dimana semua itu harus dirincikan dan dilaporkan kepada pimpinan PT. Makmur Gading.
Bagi pimpinan perusahaan PT. Makmur Gading akan berusaha merelisasikan semua pekerjaan tersebut secara lebih baik an cepat, walaupun ia mengetahui semua anggaran dananya kecil. Namun pihak perusahaan berkeyakinan bahwa dengan melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin maka memungkinkan akan mendapatkan proyek-proyek lain yang lebih banyak lagi. Dan pelan-pelan mereka berkeyakinan bisa menyimpan keuntungan tersebut untuk mengembangkan perusahaannya menjadi lebih besar.
Namun disini memang terlihat bahwa asumsi yang dipergunakan oleh PT. Makur Gading adalah bersifat cateris paribus , yaitu jika hal –hal lain dianggap semuanya berjalan normal. Termasuk kondisi mikro dan makro ekonomi yang cenderung stabil dan pihak pengawas atau auditor yang melakukan pekerjaanya tidak menemukan kejanggalan, dan sebagainya. Akan tetapi semua itu bisa berubah pada saat itu berbalik dan manajemen perusahaan PT. Makmur Gading kan mengalami resiko besar yang harus di tanggung.




BAB IV
KESIMPULAN


4.1  Kesimpulan
Resiko fraud adalah resiko yang di alami oleh suatu perusahaan atau institusi karena factor terjadnya tindakan fraud atau kecurangan yang di sengaja, baik kerugian yang bersifat materi maupun non materi, diman akerugian materi diukur dai segi finansial dengan mengac pada mata uang yang dipakai  (rupiah, dollar, ringgit, yen, euro, dan sebagainya) dan kerugian non material menyangkut dengan kerugian yang bersifat non keuangan seperti menurunnya kepercayaan public pada perusahaan.
Bentuk-bentuk fraud diantara lain seperti: Intentional error, Unintentional error, Collusion, Intentional misrepresentation, Negligent misrepresentation, False promises, Employee fraud, Management fraud, Computer crime, White collar crime.
Fraud dapat terjadi di beberapa bagian dalam perusahaan seperti bagian marketing, keuangan dan tugas auditor, bagian sumber daya manusia, bagian earnings management., bagian insider traiding.
Dalam menginterview harus memperhatikan hal-hal penting guna untuk memperoleh data-data dan informasi yang akurat dan tepat. Sedangkan resiko dan tindakan terjadinya fraud sangat berbahaya bagi suatu perusahaan jika ini terus dibiarkan maka perlu adanya suatu solusi untuk mencegah terjanya kecurangan (fraud) seperti, pengendalian inter perusahaan harus di tingkatkan, dalam merekrut kayawan atau pegawai baru harus ketat, berikan imbalan yang menarik, jika mereka melakukan kecurangn maka sangsilah dengan tegas supaya pihak yamg melakukan kecurangan jera.