BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Fraud dan
Resiko Fraud
Fraud (kecurangan) merupakan suatu
tindakan yang dilakuan secara sengaja untuk tujuan pribadi atau kelompok,
dimana tindakan yang di sengaja tersebut telah menyebabkan kerugian bagi pihak
tertentu atau instansi tertentu. Dalam kata fraud itu sendiri dapat diartikan
dengan baerbagai makna yang terkandung
di dalamnya seperti:
1. Kecurangan
2. Kebohongan
3. Penipuan
4. Kejahatan
5. Penggelapan
barang-barang
6. Manipulasi
data-data
7. Rekayasa
informasi
8. Mengubah
opini dengan pemutarbalikan fakta yang aa
9. Menghilangkan
barang bukti secara sengaja
Untuk
mengetahui lebih dalam tentang fraud ada beberapa pendapat para ahli yang telah
mendefinisikan tentang fraud ini.
1. Menurut
Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, bahwa:
“fraud (kecurangan ) merupakan tindakan
yang di sengaja oleh perorangan atau kesatuan untuk menipu orang lain yang
menyebabkan kerugian. Khususnya terjadi misrepresentation (penyajian yang
keliru) untuk merusak, atau dengan maksud menahan data bahan yang diperlukan
untuk pelaksanaan keputusan yang terdahulu.”
2. Menurut
Black’s Law Dictionary
“Kecurangan adalah isitilah umum,
mencakup berbagai ragam alat seseorang individual, untuk memperoleh manfaat
terhadap pihak lain dengan penyajian yang palsu. Tidak ada aturan yang tetap
dan tampak kecuali dapat ditetapkan sebagai dalil umum dalam mendefinisikan
kecurangan karena kecurangan mencakup kekagetan, akal (muslihat), kelicikan dan
cara-cara yang tidak layak/ wajar untuk menipu orang lain. Batasan satu-satunya
mendefinisikan kecurangan adalah apa yang membatasi kebangsaan manusia.”
Dapat
kita tarik kesimpulan dari pendapat para ahli di atas bahwa fraud (kecurangan)
merupakan sesuatu yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang teraplikasi
dalam bentuk perilakunya untuk melakukan suatu tindakan yang menyalahi aturan.
Resiko
fraud adalah resiko yang di alami oleh suatu perusahaan atau institusi karena
factor terjadnya tindakan fraud atau kecurangan yang di sengaja, baik kerugian
yang bersifat materi maupun non materi, diman akerugian materi diukur dai segi
finansial dengan mengac pada mata uang yang dipakai (rupiah, dollar, ringgit, yen, euro, dan
sebagainya) dan kerugian non material menyangkut dengan kerugian yang bersifat
non keuangan seperti menurunnya kepercayaan public pada perusahaan.
2.2
Bentuk- Bentuk Fraud
Kecurangan
pada prinsipnya mempunyai banyak sekali bentuknya. Perkembangan fraud adalah
sejalan dengan semakin banyaknya aktivitas kehidupan. Bahwa tindakan fraud
telah memasuki berbagai sector baik private sector maupun dalam ruang lingkup
aktivitas pemerintah. Utu mencagah timbulnya kecurangan maka jalan yang terbaik
adalah dengan memahami apa dan bagaimana saja bentuk-bentuk kecurangan itu.
Sukrisno
Agoes mengatakan bahwa kekeliruan dan kecurangan bias terjadi dalam berbagai
bentuk, yaitu:
1. Intentional
error
Kekeliruan
bias disengja dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiir dalam bentuk
window dressing (merekayasa laporan keuanagan supaya lebih terlihat lebih baik
agar lebih mudah mendapat kredit dari bank) dan check kiting ( saldo rekening
bank ditampilkan lebih besar sehingga rasio lancer terlihat lebh baik).
2. Unintentional
error
Kecurangan
yang terjadi secara tidak sengaja (kesalahan manusiawi), misalnya salah
menjumlah atau penerspsn standar akuntansi yang salah karena ketidaktahuan.
3. Collusion
Kecurangan
yang di lakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara bekerja sama dengan
tujuan untuk menugntungkan orang – orang tersebut, biasanya merugikan
perusahaan atau pihak ke tiga. Misalnya, di suatu perusahaan terjadi kolusi
antara bagian pembelian, bagian gudang, bagian keungan, dan pemasok dalam
pembelian bahan atau barang. Kolusi merupakan bentuk kecurangan yang sulit
dideteksi, walaupun pengendalian nitern perusahaan cukup baik. Salah sat cara
pencegahan yang banyak digunakan adalah dilarangnya pegawai yang mempunyai
hubungan keluarga (suami istri, adik-kakak) untuk bekerja di perusahaan yang
sama.
4. Intentional
misrepresentation
Member
saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu salah, oleh seseorang yang
mengetahui bhwa hal itu salah.
5. Negligent
misrepresentation
Pernyataan
bahwa hal itu salah oleh seeorang yang tidak mempuyai dasar yang kuat untuk
menyatakan bahwa hal itu betul.
6. False
promises
Sesuatu
janji yang di berikan tanpa keinginan untuk memenuhi janji tersebut.
7. Employee
fraud
Kecurangan
yang di lakukan pegawai untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini banyak
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy yang memainkan
bon pembelian makanan sampai pegawai yang memasukkan pengeluaran pribadi untuk
keluarganya sebagai biaya perusahaan.
8. Management
fraud
Kecurangan
yang dilakukan oleh manajemen sehingga merugikan pihak lain, termasuk
pemerintah. Misalnya manipulasi pajak, manipulasi kredit bank, kontrak yang
menggunakan cost plus fee.
9. Organized
crime
Kejahatan
yang terorganisasi, misalnya pemalsuan kartu kredit, pengiriman barang melebihi
atau kurang dari yang seharusnya dimana si pelaksana akan mendapat 10%.
10. Computer
crime
Kejahatan
dengan memanfaatkan teknologi computer , sehingga si pelaku bias menstransfer
dana dari rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
11. White
collar crime
Kejahatan
yang dilakukan orang-orang berdasi (kalangan atas), misalnya mafia tanah,
paksaan secara halus untuk merger , dan lain-lain.
Bagi seorang auditor dalam melaksanakan
tugas yang di bebankan kepadanya maka tentunya ia akan mengikuti beberapa
prosedur dan langkah-langkah yang dapat membuat kerjanya itu berlangsung secara
sistematis. Lebih jauh arens & Loebbecke menambahkan bahwa auditing
seharusnya dilkukan oleh seorang yang independent dan kompeten.
Adapun pengertian independent adalah
dimana orang yang bersangkutan dalam audit dan bebas dari pengaruh pribadi dan
bertanggungjawab atas kegiatan objek yang di audit sehingga dapat memberikan
penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, sehingga hasl audit dapat
dipercaya objectivitasnya.
2.3 Sebab-sebab Suatu
Fraud Bisa Terjadi
Dari
berbagai kasus yang terjadi dan hasil pengalaman yang banyak dari para auditor
member banyak sekali kesimpulan yang dapat diberikan. Bahwa tindakan sebab
musabab timbulnya fraud dapat disebabkan oleh banyak hal terutama dari indiviu
itu sendiri seperti factor ketidakkestabilan emosional atau kurangnya kemampuan
control yang mendalan dari pihak yang bersangkutan. Maka efek itu bisa
menimbulkan banyak hal seperti munculnya sikap suka foya-foya dengan sering
berbelanja barang-barang mewah, sering ke diskotik, berjudi, terlibat narkoba,
dan factor tidak nyaman berada dalam keluarga seperti merasa tertekan.
Dalam
konsep keilmuan digariskan bahwa sebuah tindak kejahatan dalam skala yang kecil
perlahan akan menjadi besar pada saat orang mulai melihat itu sebagai bagian
pencarian nilai tambah yang wajar dan itu terjadi tanpa ada bisa
mengungkapkankannya. Prbuatan kecurangan itu akan terus berlangsung dengan aman
keculi ada control dan tindakan tegas dari pimpinan. Maka dari itu bentuk
kecurangan atau tanda-tanda timbulnya fraud akan dapat di minimalisasi dimana
diberikan bentuk-bentuk penjelasan secara komprehensif kepada para karyawan
tentang bagaimana pentingnya penerapan system pengendalian intern guna
menemukan atau menghindari timbulnya kecurangan-kecurangan.
Fraud pada umumnya terjadi karena sejumlah alasan
yang umumnya disebut sebagai the fraud triangle. Ketiga alasan itu adalah
sebagai berikut:
1. Tekanan
2. Adanya
peluang
3. Adanya
rasionalisasi.
Tanda-tanda fraud yang dilakukan oleh pihak
manajemen secara umum:
1. Memberikan
informasi yang salah dengan menutupi informasi yang sebenernya, dilakukan
dengan tujuan –tujuan tertentu. Informasi tersebut bisa ditujukan kepada pihak komisaris
dan juga public.
2. Telah
terjadi keterlambatan atau menyalahi perjanjian dalam kesepakatan dengan pihak
ketiga (mitra bisnis) dalam urusan bisnis atau sejenisnya, yang mana sifatnya
itu perlu dicurigai, atau dwaspadai karena memungkinkan timbulnya kerugian bagi
perusahaan.
3. Dalam
melakukan kinerja operasi telah memungkinkan tanda-tanda yang berbeda atau
telah terdapat sisi kelainan dari yang biasanya.
4. Telah
mengubah bentuk struktur organisasi yang ada dengan bentuk lain yang baru dan
dengan alasan-alasan tertentu, seperti karena kepentingan perusahaan.
5. Sering
dalam rapat memberikan usulan-usulan yang mengarah maksud-maksud tertentu, atau
memberikan pendapat yang mengubah opini audience(pihak yang mengikuti rapat)
Contoh kasus
Pada perusahaan Xerox Corporation dengan kasus
manipulasi pembukuan atas pendapatan perusahaan sebesar AS$6 milliar. Jumlah
tersebut tidak sama dengan taksiran Securities and Exchange Commission (SEC)
seperti yang terbaca dalam settlement dengan perusahaan itu pada bulan April.
Saat itu nilainya dari tahun 1997 sampai 2000, menurut pengawas pasar modal AS,
Diperkirakan sebesar AS$3 milliar.`
2.4
Fraud pada Bagian Marketing
Untuk bagian marketing tindakan fraud bisa
terjadi dalam beberapa bentuk yang
secara umum sepertinmengubah biaya advertizing dengan harga yang berbeda dari
yang berlaku umum dengan alasan-alasan tertentu, membuat event atau ajang
promosi dengan mengundang selebriti secara berlebihan sehimgga terkesan lebih
pada keinginan mempopularitaskan diri dari manajer marketing tersebut bukan
pada usaha untuk menaikkan angka penjualan produk. Dalam konteks ini bisa saja
si manajer maketing ingin pindah pada perusahaan lain dan ia menginginkan media
masa khususnya pihak infotainment befokus khusus pada dirinya . atau kadang
kala bagian marketin mengatakan bahwa penurunan penjualan menurutnya bukan
karena kesalahan pada bagian marketing, tetapi pada bagian produksi yang tidak
mempunyai standar produk terhadap hasil produksinya. Pada bagian ini biasanya
pihak manajer pemasaran mulai mencari-cari kelemahan atau membandingkan hasil
produk yang dimiliki dengan produk dari perusahaan lain.
Contoh
fraud pada bagian maketing:
Menaikkan
harga secaa berlebihan dari produsen ke distributor tanpa sepengetahuan pihak
manajemen perusahaan. Contohnya harga sebuah barang dari produsen Rp.9.300,00
dinaikkan menjadi Rp. 9.500,00
2.5
Fraud pada Bagian Produksi
Pada bagian produksi fraud itu bisa
terjadi dalam berbagai hal seperti menurunkan tingkat ketelitian pada standar
produk yang seharusnya. Memproduksi dalam jumlah yang berlebih namun elaporkan
dalam jumlah yang tidak sebenarnya, dan kelebihan produksi itu dia simpan dan
pasarkan secara bawah tangan atau sembunyi-sembunyi. Tindakan lainnya seperti
melporkan kerusakan mesin pabrik dalam bentuk habisnya umur ekonomis onderdil
atau mesin dan harus diganti dengan yang baru. Usulan ini bisa saja terjadi
karena factor sudah adanya deal (kesepakatan) dengan pihak rekanan bisnis dan
ada sejumlah fee ataupun bonus yang akan ia te
rima nantinya.
Contoh
fraud pada bidang produksi:
Tindakan mencetak ualang buku-buku yang
sudah berakhir batas perjnjiannya tanpa seijin dengan pengarang (sebagai pemegang hak cipta) atau bahkan
mencetak buku melebihi batas ketentuan yang di persyaratkan oleh pengarang,
seperti perjanjian cetak 4.000 ekslembar namun dicetak5.000 ekslembar. Dan
hasil keuntungan di ambil oleh penerbit.
2.6
Fraud pada Bagian Keuangan dan Tugas Auditor
Pada \bagian keuangan sudah jelas jika
fraud (kecurangan) itu berkaitan dengan perubahan angka-angka pada laporan
keuangan (financial statement). Dimana angka-angka tersebut tidak di sajikan
sewajarnya tapi sudah diubah-ubah dan sering terjadi karena adanya pressure
(tekanan) dari pihak manajemen, sehingga informasi yang diperoleh public bukan
lagi informasi dengan data yang sebenernya namun sudah penuh dengan rekayasa.
Dalam berbagai tindakan yang sifatnya
fraud seperti itu , maka sudah menjadi
kewajiban seorang auditor untuk melaporkan keadaan yang sebenernya
kepada pihak yang berkepentingan. Namun
mewujudkan tersampainya sebuah informasi yang akurat dan detail bukan suatu
urusan yang mudah,karena sisi independensi dari seorang auditor akan di uji.
Tujuan utama pemeriksaan akuntan (audit)
adalah untuk menentukan apakah financial statement (laporan keuangan)
menyajikan secara wajar atau tidak keadaan kuangan dan hasil usaha suatu company (perusahaan). Penyajian
suatu financial statement secaa wajar merupakan suatu keharusan bagi seorang
akuntan, namun tentu penyajian financial statement tersebut harus sesuai dengan
kaidah atau prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, maka untuk mewujudkan
keadaan seperti itu segala sesuatu yang menyangkut informasi keuangan yang
dibutuhkan harus di sajikan dengan jelas dan baik atau dengan kata lain cemat
atau teliti, seperti menyangkut
pemerikasaan transaksi dan saldo substansi agar tidak terjadi atau terbentuk
suatu informasi yang keliru.
Pada dasarnya auditing atau pemeriksaan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membandingkan kondisi yang ada dengan
kriteria atau ketentuan yang ditetapkan.
Prosedur
untuk mengoreksi kesalahan:
No
|
Kesalahan
|
Prosedur
Koreksi
|
1
|
Ayat
jurnal yang tidak benar tetapi di posting.
|
Coret
kesalan tersebut dan cantumkan judul atau jumlah yang benar.
|
2
|
Ayat
jurnal sudah benar tetapi diposting secara keliru.
|
Coret
kesalahan tersebut dan lakukan postingan yang benar
|
3
|
Ayat
jurnal tidak benar dan sudah di posting.
|
Buat
dan posting jurnal koreksi.
|
Menurut Arrens, pada umumnya audit dapat di
golongkan menjadi 3 bagian yaitu:
a) Audit
operasional,
b) Audit
kesesuaian,
c) Audit
laporan keuangan.
Pihak
yang paling membutuhkan laporan keuangan
adalah investor. Karena investor menjadikan laporan keuangan sebagai bagian
yang bisa memberinya suatu masukan dalam mendorong keputusannya. Namun,
diperolehnya laporan keuangan yang dapat memberikan suatu masukan yang
benar-benar membantu banyak pihak investor adalah suatu yang sulit.hal ini
dikarenakan karena banyak dilakukannya manipulasi laporan keuangan sebagian
sebagai bagian dari upaya untuk memberikan informasi kinerja yang lebh baik
agar pasar atau public member respon yang positif. Kebijakan perusahaan dengan
menambah angka kreditnya jelas akan memberikan pengaruh pada kinerja yang
dimiliki semakin tinggi tingkat kredit atau financial leverage perusahaan maka
akan dekat kepada kegagalan perusahaan dalam membayar cicilan utangnya yang
akan berdampak lebih jauh pada timbulnya wanprestasi dar si debitur. Karena
secara konsep pada saat angka pinjaman (debt) lebih besar dan kepemilikan modal maka risiko yang diterima perusahaan
akan semakin besar.
Contoh fraud di bidang keuangan
Melaporkan
kepada pihak kreditur bahwa beberapa proyek yang dikerjakan sedang mengalami
masalah yang serius dan tidak dapat dihindari seperti bencana banjir, logso,
diserang hama dan lainnya dengan tujuan agar mendapat keringanan atau bahkan
dihapusbukukan atas segala kewajibannya.
Adapun
tujuan pihak manajemen melakukan fraud di bidang keuangan antara lain sebagai
berikut:
a. Melakukan
rekayasa menaikkan laba bersih yang di laporkan, dengan tujuan untuk
memaksimumkan nilai perusahaan.
b. Bahwa
pihak perusahaan atau debitur ingin menyampaikan informasi kepada pihak
eksternal (khususnya kreditor) bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang
baik, yang terhindar dari pelanggaran perjanjian utang (debt kontrack). Dan
lebih jauh jika ingin mengajukan pinjaman tambahan ke perbankan lebih cepat di
setujui dengan alasan kinerja yang baik tersebut.
c. Pihak
manajemen perusahaan melaporkan bahwa penjualan dan perolehan keuntungan
perusahaan mengalami penurunan, dengan tujuan agar pembayaran pajak menjadi
kecil.
d. Pencatatan
suatu laporan keuangan dengan menjelaskan bahwa perolehan keuntungan perusahaan
mengalami penurunan dan berada dalam jumlah yang kecil juga ditujukan kepada
public (masyarakat), seperti yang mengajukan permohonan proposal untuk memperoleh
bantuan dna dalam acara-acara pada even-even tertentu seperti HUT kemerdekaan 17 Agustus, tahun baru, bantuan
untuk panti asuhan, bantuan untuk sunatan masal, gotong royong, karang taruna
dll.
Kesalahan-kesalahan
yang menyebabkan ketaksamaan neraca saldo:
1. Kesalahan
penyiapan neraca saldo
·
Kesalahan penjumlahan
kolom
·
Kesalahan dalam
mencatat angka-angka ke neraca saldo
·
Saldo di masukkan ke
kolom yang salah atau lupa dicatat
2. Kesalahan
saldo akun
·
Kesalahan menghitung
saldo
·
Saldo di masukkan ke
kolom akun yang salah
3. Kesalahan
posting
·
Jumlah yang dimasukkan
ke suatu akun salah
·
Debit dipostingsebagai
kredit atau sebaliknya
·
Posting debit atau
kredit diabaikan
Dalam
pasar modal (capital market) yang terjadi adalah walaupun investor mempunyai
informasi (informasi assimetry) tetap terjadi dalam penawaran. Kebijakan
perusahaan melakukan manipulasi terhadap kinerja terutama menjelang Season Equity Offering (SEO) merupakan
penjelasan yang logi mengapa perusahaan tidak mampu mempertahankan kinerjanya.
Manajemen
melakukan manipulasi menggunakan discretionary accrual, yaitu kebijakan
akuntansi yang memberikan keleluasan kepada manajemen untuk menentukan jumlah
transaksi akrual secara fleksibel. Manpulasi yang dikenal dengan istilah earnings
management (manajemen laba) ini merupakan refleksi sikap oportunistik manajemen
untuk memperoleh keu tungan bagi dirinya
sendiri.
Terjadinya
manipulasi data ini kemungkinan besar disebabkan adanya gap informasi yang ada
di antara manajemen dan investor di pasar merupakan salah satu motivasi manajer
melakukan maniplasi terhadap kinerja dengan menaikkan labanya (income
increasing). Ini menunjukkan sebuah sikap oportunistik yang dinilai secara
ekstrim sebagai sikap curang (fraud) manajemen yang di implikasikan dalam
laporan keuangannya pada saat penawaran saham ambahannya tersebut. Sehingga
pada saat investor menangkap sinyal informasi tersebut ia akan melakukan reaksi
negative yang menyebabkan turunya harga saham di pasar, yang mengindikasikan
ketidakmampuan manajemen perusahaan untuk melanjutkan manipulasi tersebut.
Karena
itu, bagi seorang investor jangan mendasari pengambilan suatu keputusan hanya
dari prospectus saja.propektus lebih merupakan gambaran perusahaan tetapi tidak
menggambarkan aktivitas perusahaan setiap waktunya. Padahal investor sangat
menginginkan mendapatkan informasi yang bisa memberikan masukan maksimal dalam
proses pengambilan keputusan, karena jika informasi tersebut tidak mengandung
keakuratan dan kejelasan maka bisa memungkinkan informasi tersebut akan
menyesatkan investor nantinya.
Factor
lain yang sangat memungkinan suatu perusahaan melakukan manipulasi dalam data
laporan keuangannya adalah:
·
Pertama, kemampuan
perusahaan menghasilkan laba tidak memadai atau lebih rendah disbanding dengan
perusahaan lain yang sejenis.
·
Kedua, tingkat
perubahan rata-rata industry sejenis terlalu cepat.
·
Ketiga, tuntutan ganti
rugi dan keluhan dari mitra kerja dan pelanggan meningkat.
·
Keempat, government
policy yang dapat mempengaruhi laba atau stabilitas keungan perusahaan.
·
Kelima, kerentanan
hasil usaha perusahaan terhadap factor-faktor ekonomi, isalnya inflasi, tingkat
bunga pinjaman, pengangguran dan lain-lain.
Sebenernya ada sebuah letak perbedaan
antara manajer dan pemegang saham. Mereka memiliki resiko yang berbeda. Para
manajer memiliki investasi sumber daya manusia yang tidak terdiversifikasi
dalam perusahaan yang di kelolanya. Kepemilikan kekayaan (keuangan mereka yang
digabungkan dengan opsi saham dan rencana partisipasi ekuitas lain menghasilkan
beberapa titik temu dalam preferensi risiko dengan pemegang saham. Dengan
begitu terlihat bahwa manajer cenderung untuk menghindari risiko terutama
manajer bawahan, namun ini berbeda dengan pemegang saham yang cenderung lebih
menyukai resiko.
Sehingga dengan sika manajer dalam
memberikan data laporan keuangannya kadang kala melakukan manipulasi itu lebih karena kecenderungan
mereka untuk menghindari risiko yang ada dan menutupinya dengan data manipulasi
tersebut. Suatu perbuatan fraud juga dapat dilihat secara teknikal walaupun
kondisi ssecara analisis teknikal ini tidak bisa seratus persen dijadikan acuan
untuk mengetahui akan kondisi faud telah terjadi, namun sebagai salah satu
bahan masukan dengan beberapa alasan yang dikemukakan mungkin kiranya dapat
dijadikan sebaga bahan pertimbangan.
2.7
Fraud pada Bagian Sumber Daya Manusia
Tindakan fraud pada bagian sumber daya
manusia sering juga terjadi, namun kadang kala itu terjadi karena melibatkan
orang dalam sebagai orang yang telah mengetahui kondisi di lapangan. Kejadian
lain juga bisa terjadi karena adanya tekanan oleh pihak dari luar perusahaan.
Contoh
fraud paada bagian sumber daya manusia
Membuat gelar
kesarjanaan palsu atau fiktif, padahal yang bersangkutan tidak kuliah disana.
Sehingga pengaruhnya yang bersangkutan memperoleh pekerjaan dan mendapatkan
kedudukan yang layak.
2.8
Bentuk Fraud pada Earnings Management
Earnings management (manajemen laba)
adalah suatu tindakan yang mengatur laba sesuai dengan yang di kehendaki oleh
pihak tertentu atau terutama oleh manajemen perusahaan (company management).
Tindakan earnings management sebenernya di dasarkan oleh berbagai tujuan dan
maksud-maksud yang terkandung di dalamnya.
Tindakan
melakukan earnings management bersifat mengambil keuntungan jangka pendek,
tanpa menunggu proses yang sewajarnya. Dorongan tidakan pihak manajemen
melakukannya karena ingin memperlihatkan kepada pihak pemegang saham terhadap
prestasi kinerja perusahaan yang semakin lama semakin baik, dan lebih jauh
pihak manajemen perusahan memungkinkan untuk dipertahankan karena prestasinya
yang menonjol tersebut. Namun sebenernya apa yang dilaporkan oleh pihak manajemen
perusahaan merupakan suatu penipuan yang bersifat sangat tidak etis.
Sebab suatu perusahaan melakukan earnings
management:
1. Standar
Akuntansi Kuangan (SAK) memberikan fleksibilitas kepada manajemen untuk memilih
prosedur dan metode akuntansi untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara
yang berbeda, seperti mempergunakan metode LIFO dan FIFO dalam menetapkan harga
pokok pesediaan, metode depresiasi aktiva tetap.
2. Pihak
manajemen perusahaan berkesempatan untuk merekayasa transaksi dengan cara menggeser
pengukuran biaya dan pendapatan.
2.9
Bentuk
Fraud pada Insider Traiding
Insider traiding merupakan informasi
yang hanya dikuasai oleh sekelompok orang yang harusnya disebar tetapi ditahan
oleh sekelompok orang tertentu. Tindakan menyimpan informasi dengan cara
melakukan control infomasi dalam arti member atau open of information adalah
dilakukan dalam batas-batas yang dikaji sejauh mana itu akan member dampak pada
perusahaan khususnya pengaruhnya pada harga saham. Bebrapa pihak menyebutkan
bahwa semain baik suatu perusahaan dapat dilihat pada tindakan perusahaan yang
begitu care atau perhatian utuk menyampaikan berbagai informasi yang
berhubungan dengan perusahaan kepada publik, atau dalam akuntansi biasa disebut
disclosure.
Sehingga disclosure dapat dipahami
sebagai bentuk keterbukaan suatu perusahaan dalam melaporkan kebenaran kondisi
keuangan (financial) dan non keuangan (non financial) yang dimilikinya secara
terbuka terutama kepada pihak yang berkepentingan terhadap peruahaan seperti
investor. Dengan tujuan agar informasi yang diterima adalah informasi yang
menggambarkan tentang kondisi perusahaan yang seungguhnya bukan dalam bentuk
rekayasa atau ada semacam tindakan melakukan earnings management (manajemen
laba).
2.10
Bentuk
Tindakan Investigasi Fraud dengan Pendekatan Interview
Untuk memperoleh data-data dan informasi
yang akurat dan tepat, maka ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
dalam interview:
1. Gunakan
cara interogasi yang halus dan sopan, hindari kekerasan dan intimidasi.
2. Gunakan
asas praduga tak bersalah terhadap tersangka.
3. Kemukakan
fakta, bukan opini.
4. Tugaskan
intervewer, satunmengajukan pertanyaan dan satu lagi mendengarkan,memperhatikan
dan mencatat.
5. Gunakan
alat perekam
6. Dengarkan
jawaban tersangka dengan penuh kesabaran, lakukan interupsi hanya untuk
memperjelas jawaban tersangka.
7. Ajukan
pertanyaan-pertanyaan atau kalimat-kalimat untuk menumbuhkan kepercayaan diri
dan keberanian tersangka untuk menceritakan dengan kata-katanya sendiri
kejadian yang sebenernya.
8. Walaupun
sulit (hanya bisa dilakukan oleh interogerator yang terlatih dan pengalaman)
coba untuk mengetahui apakah tersangka berbohong atau bicara jujur.
9. Jangan
perbolehkan tersangka kembali ke ruang kerjanya, untuk menghindari lenyapnya
bukti-bukti yang di perlukan.
10. Perhatikan
body language
11. Jangan
mengajukan pertanyaan yang bersifat memancing emosi harga dirinya, karena jika
itu terjadi maka pertanyaan yang diajukan tidak akan terjawab karena yang
bersangkutan merasa harga dirinya diremehkan.
12. Jelaskan
padanya bahwa hasil interview ini akan membawa pengaruh pada kemajuan
perusahaan, yaitu sesuai dengan yang dicita-citakan oleh banyak pihak tidak
terkecuali bagi dirinya sendiri.
13. Penjelasan
secara tegas dan jelas bahwa secara agama manapun tindakan dan perbuatan fraud
adalah idak dibenarkan dan dapat dikategorikan berdosa, sehingga yang
bersangkutan perlu secepatnya mengakui prbuatan salah tersebut.
2.11
Beberapa
Solusi untuk Mencegah Terjadinya Risiko Fraud
Resiko dan tindakan terjadinya fraud
sangat berbahaya bagi suatu perusahaan jika ini terus dibiarkan. Maka ada
beberapa saran untuk mencegah terjadinya kecurangan, yaitu:
1. Tingkatkan
pengendalian intern yang terdapat pada perusahaan
2. Lakukan
seleksi pegawai secara ketat, gunakan jasa psiolog dan hindari katebelece dalam
penerimaan pegawai.
3. Tingkatkan
keandalan internal audit department, antara lain dengan:
§ Memberikan
balas jasa yang menarik
§ Memberikan
perhatian yang cukup besar terhadap laporan mereka.
§ Mengharuskan
internal auditor melaksanakan continuing professional education.
4. Berikan
imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai, timbulkan “sense of belonging” di
antara pegawai.
5. Lakukan
otation of duties dan wajibkan para pegawai untuk menggunakan hak cuti mereka.
6. Lakukan
pembinaan rohani
7. Berikan
sangsi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan berikan
penghargaan kepada mereka yang berprestasi.
8. Tumbuhkan
iklim keterbukaan di dalam perusahaan
9. Manajemen
harus memberikan contoh dengan bertindak jujur, adil, dan bersih
10. Buat
kebijakan tertulis mengenai fair dealing.
BAB III
CONTOH KASUS
Manajemen
PT. Mulia Berikat yang bergerak di bidang perkebunan memenangkan tender penanaman 4.000 pohon penghijauan di sebuah
pegunungan, dengan nilai tender proyek diperkirakan mencapai Rp. 2,4 miliar.
Namun karena keterbatasan waktu dan tenaga yang ada maka pihak perusahaan PT.
Mulia Berikat memberikan tender itu secara bawah tangan kepada perusahaaan PT.
Makmur Gading dengan nilai angka proyek yang lebih rendah yaitu Rp 1,9 miliar.
Atas
dasar itu maka PT. Makmur Gading dengan nilai nominal proyek yang disepakati
senilai Rp 1.9 miliar melaksanakan pekrjaan yang selanjutnya menugaskan kepada
karyawannya. Adapun tugas kepada karyawan sesuai dengan job description nya
masing-masing, seperti mencari bibit pohon, pupuk pohon, air penyiram tanaman,
peralatan tanaman, pemetaan, dan lain sebagainya. Dimana semua itu harus
dirincikan dan dilaporkan kepada pimpinan PT. Makmur Gading.
Bagi
pimpinan perusahaan PT. Makmur Gading akan berusaha merelisasikan semua
pekerjaan tersebut secara lebih baik an cepat, walaupun ia mengetahui semua
anggaran dananya kecil. Namun pihak perusahaan berkeyakinan bahwa dengan
melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin maka memungkinkan akan mendapatkan
proyek-proyek lain yang lebih banyak lagi. Dan pelan-pelan mereka berkeyakinan
bisa menyimpan keuntungan tersebut untuk mengembangkan perusahaannya menjadi
lebih besar.
Namun
disini memang terlihat bahwa asumsi yang dipergunakan oleh PT. Makur Gading
adalah bersifat cateris paribus , yaitu jika hal –hal lain dianggap semuanya
berjalan normal. Termasuk kondisi mikro dan makro ekonomi yang cenderung stabil
dan pihak pengawas atau auditor yang melakukan pekerjaanya tidak menemukan
kejanggalan, dan sebagainya. Akan tetapi semua itu bisa berubah pada saat itu
berbalik dan manajemen perusahaan PT. Makmur Gading kan mengalami resiko besar
yang harus di tanggung.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
Resiko fraud adalah resiko yang di
alami oleh suatu perusahaan atau institusi karena factor terjadnya tindakan
fraud atau kecurangan yang di sengaja, baik kerugian yang bersifat materi
maupun non materi, diman akerugian materi diukur dai segi finansial dengan
mengac pada mata uang yang dipakai
(rupiah, dollar, ringgit, yen, euro, dan sebagainya) dan kerugian non
material menyangkut dengan kerugian yang bersifat non keuangan seperti
menurunnya kepercayaan public pada perusahaan.
Bentuk-bentuk fraud diantara lain
seperti: Intentional error, Unintentional error, Collusion, Intentional
misrepresentation, Negligent misrepresentation, False promises, Employee fraud,
Management fraud, Computer crime, White collar crime.
Fraud
dapat terjadi di beberapa bagian dalam perusahaan seperti bagian marketing,
keuangan dan tugas auditor, bagian sumber daya manusia, bagian earnings
management., bagian insider traiding.
Dalam
menginterview harus memperhatikan hal-hal penting guna untuk memperoleh
data-data dan informasi yang akurat dan tepat. Sedangkan resiko dan tindakan
terjadinya fraud sangat berbahaya bagi suatu perusahaan jika ini terus
dibiarkan maka perlu adanya suatu solusi untuk mencegah terjanya kecurangan
(fraud) seperti, pengendalian inter perusahaan harus di tingkatkan, dalam
merekrut kayawan atau pegawai baru harus ketat, berikan imbalan yang menarik,
jika mereka melakukan kecurangn maka sangsilah dengan tegas supaya pihak yamg
melakukan kecurangan jera.